Bagikan 👇

Timesnusantara.com – KUKAR. Rangkaian Festival Erau 2025 resmi dimulai melalui Soft Opening Ceremonial yang digelar di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, pada Minggu (21/9/2025).

Acara pembukaan berlangsung meriah sekaligus khidmat, menjadi momentum kebersamaan masyarakat Kutai Kartanegara dalam merayakan tradisi budaya yang telah diwariskan sejak berabad-abad lalu.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21, Sultan Aji Muhammad Arifin. Turut hadir Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Gubernur Kalimantan Timur Rudi Mas’ud, Wakil Gubernur Seno Aji, jajaran Forkopimda, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat yang memadati arena acara.

Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, dalam sambutannya menegaskan bahwa Festival Erau bukan semata-mata agenda tahunan.

Lebih lanjut, Erau merupakan warisan leluhur yang perlu dijaga keberlangsungannya oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Perayaan Erau mengandung nilai kebersamaan, penghormatan terhadap adat, dan identitas yang diwariskan oleh para leluhur,” ujar Aulia.

Festival Erau merupakan representasi kekayaan budaya Kutai Kartanegara yang tidak ternilai. Melalui prosesi adat, pertunjukan seni tradisi, hingga hiburan rakyat, masyarakat diajak memahami sekaligus melestarikan tradisi yang menjadi kebanggaan daerah.

Bupati juga mengingatkan pentingnya menjaga ketertiban selama rangkaian acara berlangsung. Menurutnya, keamanan dan kenyamanan merupakan tanggung jawab bersama.

“Erau ini milik kita semua. Mari kita jaga suasana yang kondusif agar seluruh masyarakat dapat menikmatinya dengan aman dan damai,” tuturnya.

Rangkaian Festival Erau 2025 dijadwalkan berlangsung sejak 21 hingga 29 September, menampilkan prosesi adat sebagai inti kegiatan yang diperkaya dengan atraksi seni serta festival rakyat.

Setiap rangkaian acara Erau menjadi pengingat bahwa budaya tidak boleh berhenti hanya sebatas tontonan.

Oleh karena itu, Aulia berharap generasi muda Kutai Kartanegara menjadikan festival ini sebagai inspirasi dalam menjaga jati diri di tengah perubahan zaman.

“Erau adalah kebanggaan kita bersama. Dari sinilah kita belajar menghormati sejarah sekaligus menatap masa depan dengan tetap berpijak pada akar budaya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *